Menjadi Indie Hacker Demi Keseimbangan Hidup

Kalau orang ingin jadi pengusaha, apa alasan streotipenya?

Mau jadi kaya. Mau meningkatkan status sosial.

Tapi ada alasan umum lainnya, yaitu fleksibilitas waktu dan keseimbangan hidup.

Mari kita lihat contohnya:

Daniel Vassallo memutuskan untuk menjadi pengusaha independen / swakarya / bootstrap bukan untuk menjadi super kaya. Salah satu alasannya adalah demi fleksibilitas waktu:

Philip Young juga begitu:

Dia bekerja cuma 55 jam dalam 28 hari terakhir dan menghasilkan $7000 (Rp 100 juta).

Ada kisah yang lumayan melankolis. Seorang warga Korea yang bekerja di teknologi informasi memutuskan untuk membuka bar. Dia tidak berharap untuk menjadi millionaire. Tapi dia berharap punya waktu lebih untuk tidur:

Menjadi indie hacker tidak akan membuat Anda menjadi sekaya Achmad Zaky (pendiri Bukalapak). Untuk menjadi sekaya Achmad Zaky, Anda kemungkinannya harus membangun startup dengan pendanaan dari VC.

Tapi kalau Anda mengambil jalan itu, bersiaplah untuk bekerja keras dan melupakan keseimbangan hidup:

Jika Anda menjadi pendiri startup dengan dana dari VC, apakah Anda pikir Anda bisa pergi ke Bali, kerja cuma 4 jam sehari, sisa waktunya dipakai untuk jalan-jalan?

TIDAK. Kalau VC memberi dana kepada Anda, itu artinya Anda punya kewajiban untuk bekerja sekeras mungkin untuk mengembangkan startup Anda sehingga mereka bisa mendapat hasil investasi yang tinggi.

Tapi kalau Anda cuma pengen ratusan juta atau puluhan juta Rupiah per bulan dan waktu luang yang banyak, jalan ninjanya adalah menjadi indie hacker.

1 Suka